"aku jadi gak tenang gini deh, nad. Aku gak mungkin mutusin Dion gitu aja"
"Loh? gak masalah dong, ca. Toh, kamu juga udah gak nyaman lagi sama dia"
"Tapi dia kan baik banget nad. Aku gak punya alasan buat mutusin dia."
"Ca, jujur deh. Kamu mau mutusin Dion karena kamu juga udah jatuh cinta sama cowok temen smsan kamu itu kan?"
Aku tersenyum. Nadia benar, aku sudah jatuh cinta sama gebetan baruku. Awalnya dia yang tanpa sengaja menghubungi ke handphoneku. Dan entah bagaimana, kami jadi berkenalan. Kami jadi sering berkomunikasi via sms. Aku tidak suka di telpon. Jadi kami selalu bertanya kabar dan mengobrol via sms. Kami sangat cocok. Dan kadang dia lebih peduli daripada Dion, pacarku yang super sibuk.
"Jadi kapan kamu mau ketemuan sama cowok gebetan kamu itu? Siapa namanya? Bara?"
"Iya bara, nad. Besok siang nad, tapi aku harus mutusin Dion dulu. Aku gak tenang kalo selingkuh gini"
"Raisya, raisya. Kalo gak bisa selingkuh, jangan selingkuh dong", Nadia tersenyum geli menggodaku.
.....
"Sayang, aku gak mau putus!", kata Dion menatap mataku.
Aku jadi serba salah.
"Oke, aku tahu aku sibuk banget akhir-akhir ini. Tapi aku akan berubah. Aku akan lebih care ke kamu. Aku akan hubungi kamu sesibuk apapun kamu. Please, sayang, jangan putusin aku", Dion mengenggam jemariku dan menatapku dalam-dalam.
"Tapi.."
"Tolong sayang. Aku mohon", tatapan Dion bersungguh-sungguh. Aku bisa apa. Jauh di dalam hatiku, aku masih sayang pada laki-laki di hadapanku ini.
"Iya sayang, maafin aku yah"
"Makasih sayang..", matanya berbinar. Aku tersenyum tipis.
.....
"Jadi kamu gak jadi putus sama Dion, ca?", tanya Nadia di telpon.
"Iya nad. Dion sayang banget sama aku. Aku yang jahat, selingkuhin dia."
"Jadi sekarang gimana? Cowok gebetan kamu itu gimana?", Nadia bertanya antusias.
"Gak tau juga deh nad. Aku gak mungkin punya dua cinta dalam satu hati. Aku harus milih"
"Pilihan kamu Dion?"
"Hmmm.. Aku rasa.."
Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku tersentak kaget.
"Bentar ya nad, aku buka pintu dulu. Ntar aku telpon lagi"
Aku berlari ke ruang tamu. Siapa yang bertamu malam-malam begini.
"Raisya sayaaang", teriak kak Raka di depan pintu. Kak Raka adalah kakakku satu-satunya yang sedang kuliah di luar kota.
"Kok pulang?", tanyaku kaget.
"Gak seneng liat kakak pulang?", senyumnya sumringah sambil memelukku.
"Kakak lagi libur? Tumben bisa pulang?", tanyaku masih penasaran.
"Ada deh", senyumnya misterius. Ia merebahkan badannya di sofa ruang tamu, sambil mengambil handphone-nya. Aku duduk bersandar padanya.
"ciee, yang punya Hp baru gak bilang-bilang"
"Hahahah, hasil kerja keras nih handphonenya", katanya masih sibuk memainkan handphonenya. Tiba-tiba handphoneku bergetar.
'jadi kan besok ketemunya?', sms dari Bara.
Kak Raka dan aku saling pandang. Tidak mungkin! aku jatuh cinta pada kakakku sendiri!
Rabu, 03 April 2013
Langganan:
Postingan (Atom)