Feeds RSS
Feeds RSS

Senin, 12 November 2012

kakak, jaga kesehatan yah

sore ini aku dan teman-teman ngelakuin sensus ke rumah-rumah lagi. seperti kemarin dan kemarinnya lagi, kami mengumpulkan data penduduk yang berusia lebih dari 40 tahun. dan seperti kemarin-kemarin kami juga gak jarang di tolak, melakukan pemeriksaan, mungkin kami tampak seperti sales yang menjajakan barang dagangan, (no offense) atau memang kami terlihat mencurigakan. yang pasti sedih dan kecewa rasanya kalo niat baik kita sampe di tolak, apalagi ditolak dengan kasar. yah, disitulah tantangannya. 
sepanjang sore kami hanya mendapatkan kurang dari 10 partisipan saja. di tengah rintik hujan kami kembali ke kampus. setelah menunaikan ibadah sholat magrib di salah satu kost temanku, kami pulang ke rumah masing-masing. 
malamnya, aku yang kelelahan di temani mama makan malam. setelah makan malam aku ceritakan semua yang kami alami selama sensus. 
"aku ditolak tadi ma. yang punya rumah sama sekali gak mau dengerin apa yang aku omongi. bahkan keluar rumah juga enggak. cuma teriak dari dalam. sedih rasanya, ma"
mama cuma tersenyum. 
"kakak, jangan nyerah. itu kan yg negatif, yg positifny apa?"
aku jadi berpikir lagi. hampir setiap pulang selesai meneliti aku mengeluh sama mama. padahal sebenernya gak seburuk itu yang terjadi di lapangan. aku teringat waktu kemarin kami meriksa di talang putri. penduduk-penduduknya benar-benar menyambut kami dengan hangat. mereka juga gak hentinya berdoa untuk kesuksesan kami. dan saat memeriksa, aku memang tidak merasa lelah karena mereka yang begitu kooperatif. mereka yang gak ragu untuk kami periksa, mereka yang membalas kami dengan senyuman, doa, dan secangkir air. aku jadi berpikir, kelak kalo aku benar-benar sudah bekerja di bidang ini, aku akan terbiasa dengan orang-orang yang beragam sifatnya. yang menerima dan menolak. yang memuji dan mencaci. yang percaya dan tidak percaya. aku jadi bersyukur melakukan survey ini. aku jadi bisa langsung terjun ke masyarakat. 
aku tersenyum pada mama. 
"terlalu banyak yang positifnya,ma"
"yang terpenting, kakak jaga kesehatan yah, biar bisa selesai semuanya", pesan mama. 
aku mengangguk dan memakan vitaminku. sampai tiba-tiba handphoneku berbunyi. berhubung kartu simku yang rusak dan gak bisa di detect di hpku, jadi aku pake hp bapak, yg bisa detect kartu simku yang sudah tua. 
"halo, dui", suara diseberang sana. suara yang sangat familiar di telingaku.
"iya, siapa yah?", tanyaku. aku tidak terlalu yakin apakah benar suara orang yang aku pikirkan.
"eta, wi. wi, ayah eta udah gak ada", suara disana sesenggukan. aku panik bukan main. air mataku juga terjatuh.
"eta dimana?", kataku setengah berteriak. mama yang berada di dekatku menatapku kaget.
"eta masih di rumah sakitt umum wi, ayah sdh sebulan masuk rumah sakit, eta gak sempet kasih kabar", suara eta hilang timbul di sela tangisannya. air mataku pun sudah sedari tadi membasahi pipiku.
aku terdiam, entah mau bilang apa. eta, salah satu sahabat terbaikku pasti sedang sangat terluka disana. aku hanya ingin memeluknya saat ini. aku melihat mama, mengirim sms pada bapak yang juga teman almarhum. tak lama bapak pun menelpon.
"kakak, jaga kesehatan yah. besok ngelayat ke tempat eta ajak mama ya kak", telpon dari bapak. 
"iya pak", jawabku masih sesenggukan. eta yang sabar yah :'(

Minggu, 11 November 2012

demi 73 nama


73 nama jadi “sesuatu” banget buat aku dan teman-teman. Kenapa harus 73? Kenapa gak 23 atau 173? Karena jelasinnya ribet intinya, itu adalah jumlah sampel minimal yang harus kami dapat untuk skripsi. Kedengarannya simpel banget yah. Fyi, 73 itu jumlah sampel minimal untuk satu orang. Tim-ku ada 9 orang. Dan kami mengambil sampel kurang lebih 80 sampel per orang, jadi kami harus mengumpulkan 720 orang. Sebagai tambahan, 80 orang yang akan kami kumpulkan itu untuk satu kecamatan, yang kemudian akan di bagi menjadi beberapa kelurahan, di bagi lagi menjadi beberapa RT baru kemudian kami berkeliling ke rumah-rumah yang ada di RT tersebut. Tambahan lagi, yang kami periksa hanya warga berusia 40 tahun ke atas, dan tambahan berikutnya, cuaca di palembang tercinta ini sedang tak menentu dan tambahan lagi, jadwal kuliah kami padat merayap. Sekian.
Masih terdengar simpel? Mungkin harus aku tambahkan, kami bekerja di setiap sela jam kuliah, dan sepanjang weekend kami. Mungkin masih terdengar biasa aja, kutambahkan bahwa kami bahkan kadang tidak sempat mengisi perut. Dan semua dana yang kami keluarkan berasalh dari proposal yang sudah di acc orang tua masing-masing.
Wah, ternyata memang sesimpel itu kerjaan kami. *hela nafas panjang*
Dan luarbiasanya, di bawah kepemimpinan bos plaju, kmi bisa mendapatkan 55 sampel dalam 1 hari. Sungguh luarbiasa. Sungguh kerja tim yang luar biasa. Sungguh rekan-rekan yang luar biasa. Dan teman additional yang luarbiasa. Yah, walaupun salah satu rekan yang galau mendengar kata “plaju” #nomention :p walaupun dari pagi sampai tengah hari keringat mengucur deras, membasahi tubuh, (ini gak dilebih-lebihkan) siang nya susah cari makan karena gak ada warung makan di spenajang jalan, dan sorenya harus ditutup dengan hujan yang lumayan, tapi semuanya tetap semangat. Kalian luarbiasa. Oke aku terlalu banyak menyebutkan kata “luar biasa”, apa boleh buat, mereka memang “luar biasa”. Semoga kita semua langgeng terus sampe seterusnya yah teman-teman. Demi 720 nama yanga kan kita kumpulkan, semoga kita gak sakit, dapat menyelesaikan tugas. Semangaat.
*oke, ini semua curhatan gak jelas. Maaf sebelumnya. Selamat beristirahat. :D

Kamis, 08 November 2012

rumah ke rumah


Dalam rangka ngerjain tugas akhir, aku dan teman-teman kebagian sensus ke rumah-rumah. Well, rencana semula sih gak gini-gini amat. Jadi, mending cerita dari agak awal aja yah.
Dahulu kala, pas lagi iseng-iseng ngomongin skripsi, salah seorang temen nawarin ikut penelitiannya salah seorang dokter mata. Karena niat malas dan gak mau repot mikir judul laen, langsung setuju ikutan. Ternyata, tak diduga cobaan untuk memperjuangkan judul itu lumayan berat. Berulang kali di suruh ngadep ke orang atas biar judul kami ber16 diterima, berulangkali juga hampir putus asa memperjuangkan judul ini, sampe akhirnya judul kami diterima.
Setelah beberapa waktu berlalu, beberapa konsul proposal dijalani, baru benar-benar sadar kalo yang akan kami jalani lebih sulit daripada mikirin judul. Tapi apa mau dikata, ibarat jalan, udah masuk lorong sempit, susah muter baliknya. Jadilah sekarang kami menjalankan pengambilan sampel ke seluruh palembang.
Aku dan kelompokku, ada 9 orang. Dan aku benar-benar bersyukur bertemu dengan teman-teman yang luarbiasa tanggap dan gesitnya. Walau terkendala beberapa hal, misalnya jadwal kuliah yang padat dan gak boleh bolos, kami tetap bisa jalan dengan tertatih-tatih.
Di hari pertama kami keliling rumah, kami memlilih kecamatan ilir timur I yang lokasinya luamyan dekat dengan kampus. Tapi, satu salahnya, kami kesana tanpa tinjau lokasi, situasi dan kondisi. Ternyata daerah perumahan yang kami datangi adlah perumahan berpagar tinggi, yang sulit kami gedor masuk. Yah, mungkin kami dikira sales yang mau jualan alat, atau tenaga kesehatan yang memungut biaya. Jadi siang itu kami Cuma dapat 1 partisipan. Bapak pensiunan yang luarbiasa baiknya. Beliau benar-benar welcome. Beliau benar-benar menghargai kami yang sudha keliling mencari rumah-rumah dengan pintu yang terbuka. Rasanya rasa capek kami terbayar. Lalu karena ada kuliah, kami balik ke kampus, yang ternyata kuliahnya juga batal. Trus kami balik lagi dan keliling ke rumah-rumah. Menjelang sore, kami tiba di sekitar mess abri atau sejenisnya. Dan orang-orangnya sungguh ramah dan baik hati. Bahkan kami disediakan sirop di salah satu rumah, dan disediakan minum di rumah-rumah lainnya. Menyenangkan.
Hari kedua, kami berputar disekitaran pemakaman kamboja. Bertemu dengan ketua RT yang juga sangat baik. Bahkan pak RT yang baik ini, menunjukkan kemampuan “push up” ny pada kami. Fyi, pak RT ini sdh 70 thn lebih. Luar biasa. Di rumah-rumah berikutnya juga menyenangkan. Kami jadi banyak mengobrol dengan partisipan yang benar-benar welcome. Jadi kelupaan kalo kami lagi sensus. Dan sedikit kendala dengan alat, sebenernya bukan salah alatnya sih. Cuma aku yang kaget karena seorang ibu yang punya GDS >400. Jadi aku pikir alatnya salah. Ternyata emang bener. Gws ya ibuJ
Hari ketiga (hari ini) juga menyenangkan. Di salah satu rumah, kami bertemu dengan opa yang jago bahasa inggris. Kami juga melobi bapak-bapak RT yang baik hati yang merelakan rumahnya kami jadikan tempat singgah untuk besok. Dan yang paling asyik hari ini, kami berkumpul di pinggir jalan bersama opa-opa. Mereka semua baik-baik. Mereka kooperatif dan obrolan kami jadi lebih nyambung. Mereka juga lucu-lucu. Bahkan ada yang mau mengenalkan anaknya pada salah satu kami. Hahaha.
Well, menjadi pegawai sensus itu teryata seperti ini rasanya. Tau rasanya ditolak. Tau rasanya diremehkan. Tau rasanya capek keliling-keliling rumah. Tapi kami juga jadi banyak sekali belajar. Sifat-sifat partisipan, bagaimana mengahdapinya. Kami memang belum profesional, tpi bertemu langsung dengan masyarakat membuat kami jadi lebih banayk pengetahuan dan pengalaman.
Data yang masih akan kami cari sekitar 680 partisipan lagi. Kami masih akan berkeliling dari rumah ke rumah ke sluruh palembang. Jadi, kalo melihat sekelompok mahasiswa berjaket kuning membawa map, timbangan, dan tas tangan penuh peralatan, itulah kami. Tolong bantu kami semua yah. J

Kamis, 01 November 2012

terrific traffic jam

entah sejak kapan kota palembang tercinta ini mulai macet. perasaan dulu, jalanan masih lengang, kendaraan masih dikit, pohon-pohon masih banyak. eh, aku hidup dari jaman kapan yah. oke, abaikan! intinya, dulu kota panas ini macetnya gak gini-gini amat. dulu awal-awal semester 3 waktu baru-baru pindah kuliah ke kota, perjalanan dari rumah ke kampus cuma butuh 12 menit, sekarang kalo berangkat agak siang dikit, perjalanannya jadi 25 menit. aku sebagai orang yang tepat waktu ini benar-benar merasa dirugikan. yah, gimana enggak, aku yang biasanya masuk jam 8, berangkat dari rumah jam 8 kurang 12 menit, jadi sering telat karena waktu perjalanan yang lebih lama. yak, ini kesalahan pribadi sih kenapa gak berangkat lebih awal. tapi emang kalo pagi-pagi aku sibuk banget. mesti mandiin kucing, ngasih sarapan kucing, bersihin eek kucing, sampe aku sendiri gak sempet mandi, sarapan dan eek. kebayang kan betapa sibuknya aku.
akhirnya, karena mulai bersahabat dengan kemacetan aku jadi memikirkan bebrapa tips mengenai macet yang kurang lebih begini:
1. hindari jalanan yang penuh kendaraan saat macet
oke, aku tau nenek-nenek jenggotan juga bakal tau tanpa aku sebutin. tapi ini krusial banget. pernah suatu hari, waktu lagi kebut-kebutan naek ojek menuju kampus tercinta, aku terjebak macet di tengah becak. kakak ojek akhirnya ambil inisiatif lewat jalan lain, sebelumnya beliau bilang kalo jalan yang bakal dia pilih adalah jalan yang rame. sebagai pelanggan, yang anda ketahui bahwa pelanggan adalah raja, maka keputusan ada di tanganku. daripada harus menunggu becak-becak selesai atu barisan, jadi aku putuskan lewat jalan lain yang dibilang kakak ojek tadi. jadilah kami lewat sana, dan ternyata motor kami gak bisa bergerak karena macet yang lebih parah. 
2. temukan alternatif jalan lain
kayak yang aku ceritain tadi, macet bisa diatasi dengan memilih jalan yang lain. tapi pikirkanlah matang-matang dulu jalan yang akan anda pilih. suatu ketika, aku yang pelanggan ojek sejati, naik ojek dari rumah ke kampus, di tengah jalan ketemu sama temen yang naek mobil. lalu kami sama-sama terjebak macet. aku yang naek ojek ditawari kakak ojek nya untuk milih jalan muter, aku setuju. dengan dadah-dadah geje  ke arah temenku yang bete gara-gara macet, ojekku muter balik dan milih jalan muter yang emang lebih jauh. dan sialnya, kakak ojeknya lupa jalan, aku juga tidak terlalu bisa diharapkan dalam mengingat jalan. akhirnya kami berputar-putar dijalan yang jauh itu. setelah, sekian lama berputar akhirnya nyampe juga di kampus, di gerbang kampus aku bertemu lagi sama temen yang tadi. sambil senyum-senyum geje dia  ngomong dengan nada ngejek,"abis darimana?". "sorga", kataku nyantai.
3. temukan hal-hal menarik di sekeliling
aku tipe pengamat, jadi seringkali di tengah kemacetan, entah di dalam mobil atau lagi nagkring di ojek, aku selalu mengamati sekeliling. dan kalo tidak sedang serius dan terburu-buru ada banyak hal lucu yang ada dijalanan saat macet. hal lucu menurutku itu, saat klakson yang sambung-menyambung dari depan ke belakang, ke depan lagi, ke belakang lagi. walaupun suaranya merdu, tidak dianjurkan untuk joget gangnam style. aku serius. hal lucu lainnya, adalah saat seseorang laki-laki gendut bertemu dengan seorang wanita paruh baya di pinggir trotoar lalu si lelaki bilang,"tau gak siapa nama presidan indonesia?". trus wanita itu menjawab,"tau, pak sby kan?". si lelaki dengam tampang yang dipaksa terlihat cool bilang, "tapi, nama aku belum tau kan?", dengan alis naik-naik, hidung kembang kempis. 
4. hibur diri anda
macet emang bikin stres. sungguh! aku serius. terkadang teman-teman setengah gilaku terkena stress akut saat mengemudi di tengah kemacetan yang kemudian tertular ke teman-teman terdekatnya. seringkali, aku lah yang tertransmisi stress akut dengan sukses. jadi, untuk menghibur diri menghilangkan stres aku mulai bernyanyi. sungguh bukan karena suaraku merdu, tapi terlebih sebagai cara paling jitu untuk menularkan stres ke orang-orang terdekat, terutama di dalam mobil. teman-teman yang ada di dalam mobil di tengah macet dengan temanku si pengemudi yang stres ngoceh-ngoceh gak jelas, dan aku yang bernyanyi gak karuan dipastikan akan membuat seisi mobil stres. biasanya aku hanya akan berhenti bernyanyi kalu ditawari makan.
 5. jangan ngebut saat macet
kenapa? karena bahaya banget. kalian mungkin gak tau, jadi aku kasih tau yah, jangan ngebut saat macet. beneran bahaya banget. tapi aku bakal kasih applause kalo ternyata ada yang bisa ngebut di tengah kemacetan. jadi kalo bisa ngebut di jalan macet jangan lupa difoto yah, trus masukin instagram --"
6. cek jalanan yang macet
jaman secanggih ini, kita bisa meninjau kemacetan dimana aja lewat internet. tinggal tanya ke twitter, atau liat timeline lalu lintas. atau liat RU, biasanya kalo macetnya parah jg bakal jadi trending topic di RU. tapi tips yang ini gak disarankan untuk rekan-rekan yang online pake pc. ribet. sungguh.
7. fokus pada kemacetan
ini penting juga loh. jangan coba-coba makan pop mie, atau tidur, atau maen plant vs zombie, atau nonton dvd atau baca novel apalagi baca dorlan saat mengemudi dalam kemcetan. walaupun jenuh, usahakan untuk tetep fokus. kan kasian orang dibelakang yang menanti dengan sabar sementara kita lagi asyik makan pop mie sambil tiduran nonton dvd di atas dorlan. 
yah kayaknya segitu aja deh. selain jalanan palembang yang sering macet, otak aku juga sering macet. nah sekarang otak aku lagi macet stadium 3. kesimpulannya adalah semacet-macetnya jalanan yang macet, masih lebih macet hubungan aku ke kamu. sekian. 
*note: abaikan kesimpulan.