Feeds RSS
Feeds RSS

Minggu, 30 Desember 2012

thinking

klik klok klik klok
Waktu memang gak pernah lelah berjalan. Sekarang aja udah banyak yang aku lewati tanpa aku sadari. Sidang skripsi yang semakin dekat, yudisium juga semakin dekat dan yang benar-benar bikin dag dig dug, masa koas juga akan semakin dekat.
Akhir-akhir ini aku jadi lebih banyak berpikir. Mulai dari memikirkan tugas bejibun, mikirin kamu yang sekarang harus aku hapus, mikirin skripsi yang gak kelar-kelar,sampe mikirin design kebaya untuk yudisium nanti. Hari ini pun harus berpikir keras untuk ngelanjutin analisis skripsi.
Hmm, aku jadi suka quote ini. :)


Setelah habis merenung dan mendoktrin diri sendiri semalam, aku juga jadi suka quote ini :)



Yang penting sekarang, positive thinking aja,  pikirkan apa yang menjadi tujuan dan lakukan :)
This is my artwork for today. Keep positive thinking!


this is what happened on december !

Biarkan aku beralibi dahulu, saudara-saudara!
jadi begini, selama desember ini banyak hal yang terjadi. Happiness, Sadness. Smile and Cry. Awal bulan, tepatnya tanggal 7 Desember, mama dan bapak ulang tahun pernikahan ke 29. i always love 29. Aku dan adek bikin surprise kecil yang manis untuk mereka. Mama yang lagi galau gara-gara ayuk gak bisa ditelpon, dan Bapak yang capek karena baru pulang dari Bengkulu bener-bener gak nyangka kami bakal bikin kejutan kecil untuk mereka. Jadi kejutan kami berhasil. 

yah, walapun besoknya aku mengetahui yang mestinya aku gak tahu, aku tetap suka awal desemberku. Aku belajar bahwa kadang orang yang sangat kita percaya pun bisa berbohong, meski untuk kebahagiaan kita, tetap saja menyakitkan. 
Esoknya dan esoknya lagi, aku sibuk kuliah MKU di Indralaya tercinta. Karena kuliah yang mestinya satu semester dirangkap jadi 3 minggu, kami jadi sangat sibuk. Hampir setiap hari dikasih PR sama dosen. Jadi, gak sempet ngeblog. 
Lalu di hari ibu, keponakan kecilku berulang tahun. Itu hari yang sangat sibuk, saudara-saudara! Aku dan adek adalah partner yang hebat. Kami menyiapkan pesta kecil untuk si kecil regan, sekaligus merayakan hari ibu untuk mama dan ayuk. 
regan makanin 'kue hari ibu'

bunga untuk mama :*

bunga untuk ayuk :*

perjuangan buat dapetin bouquet bunga ini luar biasa :')

pesta kecil untuk si kecil :)


Jumat, 28 Desember lalu adalah hari terakhir kuliah. Ya benar, aku akan jadi sarjana. Februari ini namaku akan bertambah panjang dengan 4 huruf tambahan di belakangnya. Luarbiasa menyelesaikan 3 tahun lebih bersama rekan-rekan yang super. Yah, walaupun perjuangan kami masih sangat panjang. Dan sampe sekarang aku juga belum selesai ngerjain skripsi, dan belum dapat temen koas satu lagi. Lihat kan! Aku sibuk, gak sempet ngeblog.

Malam ini (dan malam-malam sebelumnya) aku menulis draft di blogger. Semua yang aku tulis untuk Desember ini yang tak aku tampilkan. Malam ini aku tampilkan. *Tadaaaa* Dan aku akhirnya punya visi, pandangan, ciri, atau apapun itu. aku tidak bisa menemukan kata yang tepat. Aku rasa besok-besok, aku akan memberi "ciri khas" untuk setiap postku. 

Let me share my artwork tonight! 










voilaa! ini setelah di edit-edit. berantakan? memang!

Skripsweet memanggil. Sampai jumpa :*


Senin, 12 November 2012

kakak, jaga kesehatan yah

sore ini aku dan teman-teman ngelakuin sensus ke rumah-rumah lagi. seperti kemarin dan kemarinnya lagi, kami mengumpulkan data penduduk yang berusia lebih dari 40 tahun. dan seperti kemarin-kemarin kami juga gak jarang di tolak, melakukan pemeriksaan, mungkin kami tampak seperti sales yang menjajakan barang dagangan, (no offense) atau memang kami terlihat mencurigakan. yang pasti sedih dan kecewa rasanya kalo niat baik kita sampe di tolak, apalagi ditolak dengan kasar. yah, disitulah tantangannya. 
sepanjang sore kami hanya mendapatkan kurang dari 10 partisipan saja. di tengah rintik hujan kami kembali ke kampus. setelah menunaikan ibadah sholat magrib di salah satu kost temanku, kami pulang ke rumah masing-masing. 
malamnya, aku yang kelelahan di temani mama makan malam. setelah makan malam aku ceritakan semua yang kami alami selama sensus. 
"aku ditolak tadi ma. yang punya rumah sama sekali gak mau dengerin apa yang aku omongi. bahkan keluar rumah juga enggak. cuma teriak dari dalam. sedih rasanya, ma"
mama cuma tersenyum. 
"kakak, jangan nyerah. itu kan yg negatif, yg positifny apa?"
aku jadi berpikir lagi. hampir setiap pulang selesai meneliti aku mengeluh sama mama. padahal sebenernya gak seburuk itu yang terjadi di lapangan. aku teringat waktu kemarin kami meriksa di talang putri. penduduk-penduduknya benar-benar menyambut kami dengan hangat. mereka juga gak hentinya berdoa untuk kesuksesan kami. dan saat memeriksa, aku memang tidak merasa lelah karena mereka yang begitu kooperatif. mereka yang gak ragu untuk kami periksa, mereka yang membalas kami dengan senyuman, doa, dan secangkir air. aku jadi berpikir, kelak kalo aku benar-benar sudah bekerja di bidang ini, aku akan terbiasa dengan orang-orang yang beragam sifatnya. yang menerima dan menolak. yang memuji dan mencaci. yang percaya dan tidak percaya. aku jadi bersyukur melakukan survey ini. aku jadi bisa langsung terjun ke masyarakat. 
aku tersenyum pada mama. 
"terlalu banyak yang positifnya,ma"
"yang terpenting, kakak jaga kesehatan yah, biar bisa selesai semuanya", pesan mama. 
aku mengangguk dan memakan vitaminku. sampai tiba-tiba handphoneku berbunyi. berhubung kartu simku yang rusak dan gak bisa di detect di hpku, jadi aku pake hp bapak, yg bisa detect kartu simku yang sudah tua. 
"halo, dui", suara diseberang sana. suara yang sangat familiar di telingaku.
"iya, siapa yah?", tanyaku. aku tidak terlalu yakin apakah benar suara orang yang aku pikirkan.
"eta, wi. wi, ayah eta udah gak ada", suara disana sesenggukan. aku panik bukan main. air mataku juga terjatuh.
"eta dimana?", kataku setengah berteriak. mama yang berada di dekatku menatapku kaget.
"eta masih di rumah sakitt umum wi, ayah sdh sebulan masuk rumah sakit, eta gak sempet kasih kabar", suara eta hilang timbul di sela tangisannya. air mataku pun sudah sedari tadi membasahi pipiku.
aku terdiam, entah mau bilang apa. eta, salah satu sahabat terbaikku pasti sedang sangat terluka disana. aku hanya ingin memeluknya saat ini. aku melihat mama, mengirim sms pada bapak yang juga teman almarhum. tak lama bapak pun menelpon.
"kakak, jaga kesehatan yah. besok ngelayat ke tempat eta ajak mama ya kak", telpon dari bapak. 
"iya pak", jawabku masih sesenggukan. eta yang sabar yah :'(

Minggu, 11 November 2012

demi 73 nama


73 nama jadi “sesuatu” banget buat aku dan teman-teman. Kenapa harus 73? Kenapa gak 23 atau 173? Karena jelasinnya ribet intinya, itu adalah jumlah sampel minimal yang harus kami dapat untuk skripsi. Kedengarannya simpel banget yah. Fyi, 73 itu jumlah sampel minimal untuk satu orang. Tim-ku ada 9 orang. Dan kami mengambil sampel kurang lebih 80 sampel per orang, jadi kami harus mengumpulkan 720 orang. Sebagai tambahan, 80 orang yang akan kami kumpulkan itu untuk satu kecamatan, yang kemudian akan di bagi menjadi beberapa kelurahan, di bagi lagi menjadi beberapa RT baru kemudian kami berkeliling ke rumah-rumah yang ada di RT tersebut. Tambahan lagi, yang kami periksa hanya warga berusia 40 tahun ke atas, dan tambahan berikutnya, cuaca di palembang tercinta ini sedang tak menentu dan tambahan lagi, jadwal kuliah kami padat merayap. Sekian.
Masih terdengar simpel? Mungkin harus aku tambahkan, kami bekerja di setiap sela jam kuliah, dan sepanjang weekend kami. Mungkin masih terdengar biasa aja, kutambahkan bahwa kami bahkan kadang tidak sempat mengisi perut. Dan semua dana yang kami keluarkan berasalh dari proposal yang sudah di acc orang tua masing-masing.
Wah, ternyata memang sesimpel itu kerjaan kami. *hela nafas panjang*
Dan luarbiasanya, di bawah kepemimpinan bos plaju, kmi bisa mendapatkan 55 sampel dalam 1 hari. Sungguh luarbiasa. Sungguh kerja tim yang luar biasa. Sungguh rekan-rekan yang luar biasa. Dan teman additional yang luarbiasa. Yah, walaupun salah satu rekan yang galau mendengar kata “plaju” #nomention :p walaupun dari pagi sampai tengah hari keringat mengucur deras, membasahi tubuh, (ini gak dilebih-lebihkan) siang nya susah cari makan karena gak ada warung makan di spenajang jalan, dan sorenya harus ditutup dengan hujan yang lumayan, tapi semuanya tetap semangat. Kalian luarbiasa. Oke aku terlalu banyak menyebutkan kata “luar biasa”, apa boleh buat, mereka memang “luar biasa”. Semoga kita semua langgeng terus sampe seterusnya yah teman-teman. Demi 720 nama yanga kan kita kumpulkan, semoga kita gak sakit, dapat menyelesaikan tugas. Semangaat.
*oke, ini semua curhatan gak jelas. Maaf sebelumnya. Selamat beristirahat. :D

Kamis, 08 November 2012

rumah ke rumah


Dalam rangka ngerjain tugas akhir, aku dan teman-teman kebagian sensus ke rumah-rumah. Well, rencana semula sih gak gini-gini amat. Jadi, mending cerita dari agak awal aja yah.
Dahulu kala, pas lagi iseng-iseng ngomongin skripsi, salah seorang temen nawarin ikut penelitiannya salah seorang dokter mata. Karena niat malas dan gak mau repot mikir judul laen, langsung setuju ikutan. Ternyata, tak diduga cobaan untuk memperjuangkan judul itu lumayan berat. Berulang kali di suruh ngadep ke orang atas biar judul kami ber16 diterima, berulangkali juga hampir putus asa memperjuangkan judul ini, sampe akhirnya judul kami diterima.
Setelah beberapa waktu berlalu, beberapa konsul proposal dijalani, baru benar-benar sadar kalo yang akan kami jalani lebih sulit daripada mikirin judul. Tapi apa mau dikata, ibarat jalan, udah masuk lorong sempit, susah muter baliknya. Jadilah sekarang kami menjalankan pengambilan sampel ke seluruh palembang.
Aku dan kelompokku, ada 9 orang. Dan aku benar-benar bersyukur bertemu dengan teman-teman yang luarbiasa tanggap dan gesitnya. Walau terkendala beberapa hal, misalnya jadwal kuliah yang padat dan gak boleh bolos, kami tetap bisa jalan dengan tertatih-tatih.
Di hari pertama kami keliling rumah, kami memlilih kecamatan ilir timur I yang lokasinya luamyan dekat dengan kampus. Tapi, satu salahnya, kami kesana tanpa tinjau lokasi, situasi dan kondisi. Ternyata daerah perumahan yang kami datangi adlah perumahan berpagar tinggi, yang sulit kami gedor masuk. Yah, mungkin kami dikira sales yang mau jualan alat, atau tenaga kesehatan yang memungut biaya. Jadi siang itu kami Cuma dapat 1 partisipan. Bapak pensiunan yang luarbiasa baiknya. Beliau benar-benar welcome. Beliau benar-benar menghargai kami yang sudha keliling mencari rumah-rumah dengan pintu yang terbuka. Rasanya rasa capek kami terbayar. Lalu karena ada kuliah, kami balik ke kampus, yang ternyata kuliahnya juga batal. Trus kami balik lagi dan keliling ke rumah-rumah. Menjelang sore, kami tiba di sekitar mess abri atau sejenisnya. Dan orang-orangnya sungguh ramah dan baik hati. Bahkan kami disediakan sirop di salah satu rumah, dan disediakan minum di rumah-rumah lainnya. Menyenangkan.
Hari kedua, kami berputar disekitaran pemakaman kamboja. Bertemu dengan ketua RT yang juga sangat baik. Bahkan pak RT yang baik ini, menunjukkan kemampuan “push up” ny pada kami. Fyi, pak RT ini sdh 70 thn lebih. Luar biasa. Di rumah-rumah berikutnya juga menyenangkan. Kami jadi banyak mengobrol dengan partisipan yang benar-benar welcome. Jadi kelupaan kalo kami lagi sensus. Dan sedikit kendala dengan alat, sebenernya bukan salah alatnya sih. Cuma aku yang kaget karena seorang ibu yang punya GDS >400. Jadi aku pikir alatnya salah. Ternyata emang bener. Gws ya ibuJ
Hari ketiga (hari ini) juga menyenangkan. Di salah satu rumah, kami bertemu dengan opa yang jago bahasa inggris. Kami juga melobi bapak-bapak RT yang baik hati yang merelakan rumahnya kami jadikan tempat singgah untuk besok. Dan yang paling asyik hari ini, kami berkumpul di pinggir jalan bersama opa-opa. Mereka semua baik-baik. Mereka kooperatif dan obrolan kami jadi lebih nyambung. Mereka juga lucu-lucu. Bahkan ada yang mau mengenalkan anaknya pada salah satu kami. Hahaha.
Well, menjadi pegawai sensus itu teryata seperti ini rasanya. Tau rasanya ditolak. Tau rasanya diremehkan. Tau rasanya capek keliling-keliling rumah. Tapi kami juga jadi banyak sekali belajar. Sifat-sifat partisipan, bagaimana mengahdapinya. Kami memang belum profesional, tpi bertemu langsung dengan masyarakat membuat kami jadi lebih banayk pengetahuan dan pengalaman.
Data yang masih akan kami cari sekitar 680 partisipan lagi. Kami masih akan berkeliling dari rumah ke rumah ke sluruh palembang. Jadi, kalo melihat sekelompok mahasiswa berjaket kuning membawa map, timbangan, dan tas tangan penuh peralatan, itulah kami. Tolong bantu kami semua yah. J

Kamis, 01 November 2012

terrific traffic jam

entah sejak kapan kota palembang tercinta ini mulai macet. perasaan dulu, jalanan masih lengang, kendaraan masih dikit, pohon-pohon masih banyak. eh, aku hidup dari jaman kapan yah. oke, abaikan! intinya, dulu kota panas ini macetnya gak gini-gini amat. dulu awal-awal semester 3 waktu baru-baru pindah kuliah ke kota, perjalanan dari rumah ke kampus cuma butuh 12 menit, sekarang kalo berangkat agak siang dikit, perjalanannya jadi 25 menit. aku sebagai orang yang tepat waktu ini benar-benar merasa dirugikan. yah, gimana enggak, aku yang biasanya masuk jam 8, berangkat dari rumah jam 8 kurang 12 menit, jadi sering telat karena waktu perjalanan yang lebih lama. yak, ini kesalahan pribadi sih kenapa gak berangkat lebih awal. tapi emang kalo pagi-pagi aku sibuk banget. mesti mandiin kucing, ngasih sarapan kucing, bersihin eek kucing, sampe aku sendiri gak sempet mandi, sarapan dan eek. kebayang kan betapa sibuknya aku.
akhirnya, karena mulai bersahabat dengan kemacetan aku jadi memikirkan bebrapa tips mengenai macet yang kurang lebih begini:
1. hindari jalanan yang penuh kendaraan saat macet
oke, aku tau nenek-nenek jenggotan juga bakal tau tanpa aku sebutin. tapi ini krusial banget. pernah suatu hari, waktu lagi kebut-kebutan naek ojek menuju kampus tercinta, aku terjebak macet di tengah becak. kakak ojek akhirnya ambil inisiatif lewat jalan lain, sebelumnya beliau bilang kalo jalan yang bakal dia pilih adalah jalan yang rame. sebagai pelanggan, yang anda ketahui bahwa pelanggan adalah raja, maka keputusan ada di tanganku. daripada harus menunggu becak-becak selesai atu barisan, jadi aku putuskan lewat jalan lain yang dibilang kakak ojek tadi. jadilah kami lewat sana, dan ternyata motor kami gak bisa bergerak karena macet yang lebih parah. 
2. temukan alternatif jalan lain
kayak yang aku ceritain tadi, macet bisa diatasi dengan memilih jalan yang lain. tapi pikirkanlah matang-matang dulu jalan yang akan anda pilih. suatu ketika, aku yang pelanggan ojek sejati, naik ojek dari rumah ke kampus, di tengah jalan ketemu sama temen yang naek mobil. lalu kami sama-sama terjebak macet. aku yang naek ojek ditawari kakak ojek nya untuk milih jalan muter, aku setuju. dengan dadah-dadah geje  ke arah temenku yang bete gara-gara macet, ojekku muter balik dan milih jalan muter yang emang lebih jauh. dan sialnya, kakak ojeknya lupa jalan, aku juga tidak terlalu bisa diharapkan dalam mengingat jalan. akhirnya kami berputar-putar dijalan yang jauh itu. setelah, sekian lama berputar akhirnya nyampe juga di kampus, di gerbang kampus aku bertemu lagi sama temen yang tadi. sambil senyum-senyum geje dia  ngomong dengan nada ngejek,"abis darimana?". "sorga", kataku nyantai.
3. temukan hal-hal menarik di sekeliling
aku tipe pengamat, jadi seringkali di tengah kemacetan, entah di dalam mobil atau lagi nagkring di ojek, aku selalu mengamati sekeliling. dan kalo tidak sedang serius dan terburu-buru ada banyak hal lucu yang ada dijalanan saat macet. hal lucu menurutku itu, saat klakson yang sambung-menyambung dari depan ke belakang, ke depan lagi, ke belakang lagi. walaupun suaranya merdu, tidak dianjurkan untuk joget gangnam style. aku serius. hal lucu lainnya, adalah saat seseorang laki-laki gendut bertemu dengan seorang wanita paruh baya di pinggir trotoar lalu si lelaki bilang,"tau gak siapa nama presidan indonesia?". trus wanita itu menjawab,"tau, pak sby kan?". si lelaki dengam tampang yang dipaksa terlihat cool bilang, "tapi, nama aku belum tau kan?", dengan alis naik-naik, hidung kembang kempis. 
4. hibur diri anda
macet emang bikin stres. sungguh! aku serius. terkadang teman-teman setengah gilaku terkena stress akut saat mengemudi di tengah kemacetan yang kemudian tertular ke teman-teman terdekatnya. seringkali, aku lah yang tertransmisi stress akut dengan sukses. jadi, untuk menghibur diri menghilangkan stres aku mulai bernyanyi. sungguh bukan karena suaraku merdu, tapi terlebih sebagai cara paling jitu untuk menularkan stres ke orang-orang terdekat, terutama di dalam mobil. teman-teman yang ada di dalam mobil di tengah macet dengan temanku si pengemudi yang stres ngoceh-ngoceh gak jelas, dan aku yang bernyanyi gak karuan dipastikan akan membuat seisi mobil stres. biasanya aku hanya akan berhenti bernyanyi kalu ditawari makan.
 5. jangan ngebut saat macet
kenapa? karena bahaya banget. kalian mungkin gak tau, jadi aku kasih tau yah, jangan ngebut saat macet. beneran bahaya banget. tapi aku bakal kasih applause kalo ternyata ada yang bisa ngebut di tengah kemacetan. jadi kalo bisa ngebut di jalan macet jangan lupa difoto yah, trus masukin instagram --"
6. cek jalanan yang macet
jaman secanggih ini, kita bisa meninjau kemacetan dimana aja lewat internet. tinggal tanya ke twitter, atau liat timeline lalu lintas. atau liat RU, biasanya kalo macetnya parah jg bakal jadi trending topic di RU. tapi tips yang ini gak disarankan untuk rekan-rekan yang online pake pc. ribet. sungguh.
7. fokus pada kemacetan
ini penting juga loh. jangan coba-coba makan pop mie, atau tidur, atau maen plant vs zombie, atau nonton dvd atau baca novel apalagi baca dorlan saat mengemudi dalam kemcetan. walaupun jenuh, usahakan untuk tetep fokus. kan kasian orang dibelakang yang menanti dengan sabar sementara kita lagi asyik makan pop mie sambil tiduran nonton dvd di atas dorlan. 
yah kayaknya segitu aja deh. selain jalanan palembang yang sering macet, otak aku juga sering macet. nah sekarang otak aku lagi macet stadium 3. kesimpulannya adalah semacet-macetnya jalanan yang macet, masih lebih macet hubungan aku ke kamu. sekian. 
*note: abaikan kesimpulan.

Rabu, 02 Mei 2012

shoes and love

akhir-akhir ini sepatu-sepatu yang aku pake mulai hancur semua. jadi, aku memutuskan untuk beli sepatu baru. mama dan bapak gak terang-terangan bilang setuju sih, apalagi aku semakin boros semakin harinya. sepanjang hari setelah pulang tutorial, aku keliling sama tara nyari sepatu. sebenernya kemarin udah sempet naksir sama high heels yang aduhai banget. tapi apa mau dikata, anak serampangan macam aku gak ada pantas-pantasnya pake high heels. tara sih mendukung aja. tara kan nona high heels, jadi dia bener-bener ngedukung temen-temennya pake high heels. biar layak disebut perempuan.
setelah sekian lama, belum menemukan sepatu yang cocok. akhirnya aku jatuh di salah satu toko, dan langsung jatuh cinta sama sepasang sepatu coklat, wedges, kulit. jatuh cinta banget. mungkin inilah yang dirasakan orang-orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. aku liat-liat lagi. aku yakin. aku jatuh cinta.
aku suka warnanya, aku suka modelnya, dengan wedges yang tak terlalu tinggi, seperti yang aku inginkan. waah, aku jatuh cinta. aku masukkan kakiku perlahan. stak. sedikit dipaksa. sakit. aku tetap berusaha. dengan perjuangan penuh akhirnya masuk. sangat sempit saudara-saudara!
aku mulai cemas, jangan-jangan yang aku takutkan terjadi lagi seperti biasa. aku perlahan berbalik pada mbak pelayan toko.
"minta nomor besar lagi mbak", aku berkata dengan penuh pengharapan.
"itu tinggal satu-satunya mbak", jawab pelayan tokonya ramah.
kalian tau rasanya di-PHP-in? ah, sudahlah. kalian mungkin belum pernah di PHP-in. aku udah cukup merasakan sakitnya di PHP-in.
gini nih rasanya! kamu udah jatuh cinta, kamu udah menyukainya dengan setiap detil yang ia punya, kamu sudah menginginkannya, lalu ia bilang "kakinya kegedean sih mbak"
sakit!
jadi selesailah cinta pada pandangan pertamaku. aku bermuram durja. gak lupa pasang status di twit "berduka lara". teman-teman memberi semangat. sayang, aku sudah hancur kawan!
aku tak sanggup lagi. ini bukan yang pertamakalinya. aku coba sabar. bahkan saat tara menawarkan cokelat, aku menolak. otakku lagi berhenti saat itu. aku cuma mau digigit ikan, tapi tara jijik. oke, aku ngelantur lagi.
jadi sampe pulang aku berduka lara. hingga akhirnya, ide itu timbul lagi. aku akhirnya nyari tukang bikin sepatu, alias sepatu yang dibikin berdasarkan pesanan alias shoes made by order alias apapun itulah.
agan-agannya melayani dengan sabar. masih pake tawar-menawar. agan nya ngasih korting lagi. harganya jadi lebih murah dibanding yang di toko tadi. tapi kalo sama ongkir jadi lebih mahal sih.
mondar-mandir nnya ke agan nya dan nanya ke tara, si ahli sepatu. akhirnya memutuskan memesan sepatu, yang sama persis.
lihat kawan! cinta yang lalu meninggalkanmu akan datang cinta yang baru. emm, maksudku sepatu yang gak muat maka buatlah sepatu yang baru. kira-kira begitulah.
inil loh sepatu yang buat aku jatuh cinta (dengan background badan tara)

sekarang tinggal berdoa semoga sepatu nya sesuai yang diimpikan
(*plus diet ketat, karena kayaknya tetep mesti beli sepatu dalam waktu dekat, unung ganti semua sepatu yang rusak itu)

*oke, fine. aku ngaku. sebagian perumpamaan cerita di atas adalah curhat colongan. sekian. terima kasih.