Feeds RSS
Feeds RSS

Rabu, 02 Maret 2011

artiku


"Wanita yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,
menjaga diri dan tak mudah digoda.Rata Penuh

...Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya"

sedikit kutipan yang aku ambil dari status salah seorang sahabatku.

Indah, dalam, dan bermakna. aku berpikir, apakah aku salah satu wanita yang ada di kutipan itu? apa salahnya kalo intropeksi diri untuk ke sekian kalinya, dan jujur tentang artiku. aku seringkali mencoba mengindah-indahkan apa yang telah Allah beri padaku. sombong, itu ungkapannya. apalah artiku di hadapan-Nya? apalah artiku bagi hamba-hamba-Nya? bukankah itu hal bodoh yang aku lakukan? kadang itu membuatku nyaman. membuatku merasa hebat sendiri, membuatku bersyukur dan juga angkuh.

aku. makna apa yang tersirat di dalamnya? aku kadang mengutuk nasib, mengagungkan dunia. hei, aku manusia biasa. saat sadar aku akan kembali terenyuh dan mengutuk dosa-dosaku. aku bukan lah orang hebat tanpa dosa, atau mutiara putih yang indah lagi. bukankah saat jatuh kita bisa bangkit lagi? apa begitu pula terhadapku? aku hanya seseorang yang mencari artiku.

apalah aku ini. penuh dengan amarah, kebencian, kesombongan, dan kemunafikan. tidakkah aku sadar akan salahku? aku. ya, aku yang seringkali salah ini, kadang hanya berfikir untuk memperbaiki kesalahan tanpa beranjak untuk berbuat mengubahnya. mencemooh semua yang ada, tanpa peduli akan artiku.

aku ingin jadi mutiara. bukan mutiara imitasi. cantik di luar, seperti yang aku ingini. indah dan sempurna dipandang, seperti yang aku harap. tanpa aku sadari, mutiara yang seperti ini adalah mutiara murah, yang dapat dimiliki siapapun. aku pernah meilhat mutiara mama. berkilau, cantik, berat. bentuknya tidak bulat sempurna seperti yang aku bayangkan sebelumnya, tapi ia lah mutiara yang asli, yang benar-benar bernilai harganya. karena kadang yang asli tidak selalu sempurna, tapi ia akan lebih baik daripada yang palsu sekalipun.

kenapa aku terus mencoba menjadi mutiara imitasi? palsu! aku tak bangga pada keaslianku. kenapa tak coba berhenti mencari artiku dan mulai menemukannya dari diriku sendiri? aku ini bodoh. tak pandai merangkai kata-kata menjadi kalimat yang aku ingini. yang aku tahu pasti, aku ingin arti ku adalah mutiara itu. maka, izinkanlah aku menjadi mutiara yang asli. yang senang berada di dalam cangkangnya, yang menjaga diri dan tidak mudah tergoda, yang sulit didapatkan. masih mungkinkah?

0 komentar:

Posting Komentar