Dalam rangka ngerjain tugas akhir, aku dan
teman-teman kebagian sensus ke rumah-rumah. Well, rencana semula sih gak
gini-gini amat. Jadi, mending cerita dari agak awal aja yah.
Dahulu kala, pas lagi iseng-iseng ngomongin
skripsi, salah seorang temen nawarin ikut penelitiannya salah seorang dokter
mata. Karena niat malas dan gak mau repot mikir judul laen, langsung setuju
ikutan. Ternyata, tak diduga cobaan untuk memperjuangkan judul itu lumayan
berat. Berulang kali di suruh ngadep ke orang atas biar judul kami ber16
diterima, berulangkali juga hampir putus asa memperjuangkan judul ini, sampe
akhirnya judul kami diterima.
Setelah beberapa waktu berlalu, beberapa konsul
proposal dijalani, baru benar-benar sadar kalo yang akan kami jalani lebih
sulit daripada mikirin judul. Tapi apa mau dikata, ibarat jalan, udah masuk
lorong sempit, susah muter baliknya. Jadilah sekarang kami menjalankan
pengambilan sampel ke seluruh palembang.
Aku dan kelompokku, ada 9 orang. Dan aku
benar-benar bersyukur bertemu dengan teman-teman yang luarbiasa tanggap dan
gesitnya. Walau terkendala beberapa hal, misalnya jadwal kuliah yang padat dan
gak boleh bolos, kami tetap bisa jalan dengan tertatih-tatih.
Di hari pertama kami keliling rumah, kami memlilih
kecamatan ilir timur I yang lokasinya luamyan dekat dengan kampus. Tapi, satu
salahnya, kami kesana tanpa tinjau lokasi, situasi dan kondisi. Ternyata daerah
perumahan yang kami datangi adlah perumahan berpagar tinggi, yang sulit kami
gedor masuk. Yah, mungkin kami dikira sales yang mau jualan alat, atau tenaga
kesehatan yang memungut biaya. Jadi siang itu kami Cuma dapat 1 partisipan. Bapak
pensiunan yang luarbiasa baiknya. Beliau benar-benar welcome. Beliau benar-benar
menghargai kami yang sudha keliling mencari rumah-rumah dengan pintu yang
terbuka. Rasanya rasa capek kami terbayar. Lalu karena ada kuliah, kami balik
ke kampus, yang ternyata kuliahnya juga batal. Trus kami balik lagi dan
keliling ke rumah-rumah. Menjelang sore, kami tiba di sekitar mess abri atau
sejenisnya. Dan orang-orangnya sungguh ramah dan baik hati. Bahkan kami disediakan
sirop di salah satu rumah, dan disediakan minum di rumah-rumah lainnya. Menyenangkan.
Hari kedua, kami berputar disekitaran pemakaman
kamboja. Bertemu dengan ketua RT yang juga sangat baik. Bahkan pak RT yang baik
ini, menunjukkan kemampuan “push up” ny pada kami. Fyi, pak RT ini sdh 70 thn
lebih. Luar biasa. Di rumah-rumah berikutnya juga menyenangkan. Kami jadi
banyak mengobrol dengan partisipan yang benar-benar welcome. Jadi kelupaan kalo
kami lagi sensus. Dan sedikit kendala dengan alat, sebenernya bukan salah
alatnya sih. Cuma aku yang kaget karena seorang ibu yang punya GDS >400. Jadi
aku pikir alatnya salah. Ternyata emang bener. Gws ya ibuJ
Hari ketiga (hari ini) juga menyenangkan. Di salah
satu rumah, kami bertemu dengan opa yang jago bahasa inggris. Kami juga melobi
bapak-bapak RT yang baik hati yang merelakan rumahnya kami jadikan tempat
singgah untuk besok. Dan yang paling asyik hari ini, kami berkumpul di pinggir
jalan bersama opa-opa. Mereka semua baik-baik. Mereka kooperatif dan obrolan
kami jadi lebih nyambung. Mereka juga lucu-lucu. Bahkan ada yang mau
mengenalkan anaknya pada salah satu kami. Hahaha.
Well, menjadi pegawai sensus itu teryata seperti
ini rasanya. Tau rasanya ditolak. Tau rasanya diremehkan. Tau rasanya capek
keliling-keliling rumah. Tapi kami juga jadi banyak sekali belajar. Sifat-sifat
partisipan, bagaimana mengahdapinya. Kami memang belum profesional, tpi bertemu
langsung dengan masyarakat membuat kami jadi lebih banayk pengetahuan dan
pengalaman.
Data yang masih akan kami cari sekitar 680 partisipan
lagi. Kami masih akan berkeliling dari rumah ke rumah ke sluruh palembang. Jadi,
kalo melihat sekelompok mahasiswa berjaket kuning membawa map, timbangan, dan
tas tangan penuh peralatan, itulah kami. Tolong bantu kami semua yah. J
3 komentar:
moga sukses...semangaaattt...
selamat bersensus ria.. heheheh..:)
terima kasih, doakan suskses yah :D
Posting Komentar