Feeds RSS
Feeds RSS

Jumat, 31 Mei 2013

Perkenalkan dok

"Siapa namanya?", tanya Miya padaku.
"Yang mana?"
"Nyonya dengan baju hijau yang tidur di brankar nomor tiga itu", Miya menunjuk.
"Hmm.. Julia kalo gak salah"
"Keadaannya agak aneh yah?"
Aku mengangguk.
"Sekilas mukanya familiar yah, kamu tahu, don?", lanjut Miya lagi.
"Aku gak ingat"
Aku melanjutkan perkerjaanku, melengkapi semua status pasien malam ini.
"Bisa kau panggilkan suaminya, Don?", Miya memanggilku lagi. Ia masih sibuk dengan beberapa pasien di kamar 2. Aku melangkah keluar.
"Keluarga ibu julia!', teriakku di depan ruang bersalin.
Seorang laki-laki berlari tergesa-gesa menghampiriku.
"Anda keluarga ibu julia?",tanyaku memastikan. Ia mengangguk.
Aku mengantarnya ke dalam.
"Bapak, suami ibu julia?", tanya Miya pada laki-laki itu.
"iya, benar bu. Istri saya kenapa?", ia bertanya cemas.
"Saya dokter miya pak, tadi saya sudah periksa ibu julia. Ada sedikit perdarahan dari vaginanya, akan kami obervasi lebih lanjut. Maaf sebelumnya pak, apa sebelumnya ibu julia pernah operasi pengangkatan rahim? ibu julia tidak bisa ditanya dari tadi'
Bapak itu tertunduk. Aku menatapnya dalam-dalam. Ia tidak memberi tanggapan apapun. Seperti ibu julia, dia juga tak bersuara.
"Bapak, tolong bantu kami. Kami disini buat nolong istri bapak", Miya mulai kesal. Wajar saja. Pasien tak berhenti daritadi. Pasien yang tidak kooperatif seperti ini tentu bikin mood rusak.
Aku melihat keraguan di wajah bapak itu. Sepertinya ia menyembunyikan sesuatu.
"Bapak ikut saya", kuajak dia menemui istrinya.
"Saya dokter Doni. Saya dan dokter miya yang bertanggung jawab disini. Bapak lihat kondisi istri bapak. Ibu julia sama sekali tidak ingin kami periksa. Ibu julia juga tidak mau menjawab semua pertanyaan kami. Jadi, tolong bapak bantu kami. Tolong kerja sama bapak", jelasku padanya.
Ia melihat istrinya sesaat. Ibu julia menatapnya dengan mata berkaca-kaca lalu mengangguk lemah.
"Maaf dok. Perkenalkan, saya Sutiyono. Kami pasangan homoseks. Istri saya transgender".
Aku tercengang. Tiba-tiba suara terisak terdengar dari belakangku. Miya berdiri di depan pintu meneteskan air mata. Ia berbalik ke luar. Aku ingat sesuatu sekarang. Aku berlari mengejar Miya.
"Dia..diaa.. Jun, don", Miya terisak di pundakku.
"Aku tau", kataku menenangkannya.
"Dia.. julia itu jun, don. Dia mantanku."

7 komentar:

Unknown mengatakan...

gilaaaaaaaa

duileonita mengatakan...

@ikhsan: halo dokter :D

Benagustian mengatakan...

wawaw ngak nyangka si Julia adalah Jun eh bu dok emang trangeder bisa ada pekara pendarah-darahan gitu?

Unknown mengatakan...

@bena : kemungkinannya tetap ada kok,,tergantung gimana operasinya waktu ganti kelamin.

Unknown mengatakan...

Keren,endingnya itu loh :)

duileonita mengatakan...

@muslim makasih :D rajin2 berkunjung yah :D

Komalade mengatakan...

ebusyet endingnya ~

Posting Komentar