Aku berlari menuruni tangga hotel. Aku sedang dalam perjalanan bisnis sekarang. Aku pasti terlambat sampai di kantor utama. Sekarang pukul 8 pagi, lobi hotel masih terlihat sepi. Beberapa pegawai hotel tersenyum padaku.
"oh, tidak", seruku. Taksi yang kupesan ternyata belum tiba. Aku menunggu dengan gusar.
"Melani?", seseorang menyapaku dari belakang.
Aku menoleh. Lelaki itu memakai setelan jas dengan sebuah koper di tangan kanannya.
"Aku rindu", katanya sambil memelukku. Seorang pegawai hotel melihat kami. Aku segera melepaskan pelukannya.
"Kau tahu, betapa aku sangat merindukanmu?"
Aku hanya diam.
"Aku mencarimu selama ini. Aku membatalkan pernikahanku"
Laki-laki itu menarik tanganku untuk duduk di sofa. Entah kenapa, aku menurut saja.
"Aku tahu hanya kamu yang terbaik buat aku. Aku hanya menginginkanmu. Sekarang, saat ini juga, aku akan melamarmu. Aku tak akan mengulang kesalahan yang sama"
Lelaki itu mengeluarkan kotak merah kecil dari dalam kopernya.
"Aku selalu membawa ini. Aku selalu berharap dapat bertemu denganmu lagi, melaniku sayang"
Ia menyentuh jemariku lembut. Ia membuka kotak merah kecil itu. Sebuah cincin dengan permata merah di atasnya.
"Maaf.."
Aku menarik tanganku.
"Siapa kamu?"
Lelaki itu tampak begitu kaget.
"Aku.. Aku Yoan. Aku tunanganmu, melani sayang"
"Kau mungkin salah orang, tuan. Permisi.", kataku bergegas pergi.
Aku berjalan menuju taksiku yang baru saja tiba. Aku menoleh sekali pada laki-laki itu, dan menutup pintu taksi.
"Aku sudah susah payah melupakanmu, dan kau kembali datang begitu saja. Sembarangan!", omelku dalam hati.
Rabu, 02 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar