Feeds RSS
Feeds RSS

Jumat, 18 Januari 2013

gadisku pergi

Aku duduk termenung di bangku taman di dekat rumahku. Tempat biasanya aku bertemu dengan gadisku. Kemarin ia pergi meninggalkanku. Aku tahu sejak awal hubungan kami ditentang orang tuanya. Aku tak peduli pada orang tuaku yang juga menentang, yang aku tahu, aku sudah terlanjur mencintainya. Percakapan perpisahan kami kemarin masih terekam jelas di kepalaku.
"Maaf, aku rasa aku mencintai orang lain", katanya sore kemarin dengan wajah tertunduk. 
Aku hanya terdiam lemah mendengar pengakuannya. Aku tahu cepat atau lambat kami akan berpisah. Dia sudah terlalu sering menentang ke dua orang tuanya hanya demi aku. Kalau saja alasannya bukan karena ia mencintai orang lain, aku akan membawanya pergi jauh-jauh. Berdua saja.
"Siapa?", tanyaku setelahh mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang tadi melemah.
"Laki-laki yang dijodohkan ayah sama ibu"
Aku bisa apa. Aku hanya memandangi punggungnya yang mulai menjauh dariku. Yang mungkin tak akan kulihat lagi.
Aku menatap pepohonan dari tempat aku duduk. Pepohonan yang sama seperti kemarin, tapi dengan suasana yang berbeda. Seorang laki-laki memasuki taman dan duduk di sampingku.
"Jadi, sekarang kamu mau nerima aku jadi pacar kamu?", tanya laki-laki itu padaku.
Ah, mungkin sudah saatnya aku kembali normal.


0 komentar:

Posting Komentar